Tsunami Mentawai Menelan Korban Jiwa 400 Lebih Belum Termasuk Yang Hilang

Ganasnya laut Mentawai. Kapal cepat yang disewa wartawan untuk mendatangi sejumlah lokasi terjadinya tsunami berkali kali nyaris terguling oleh hantaman ombak. Bahkan, siang kemarin, badai dengan intensitas tinggi menerpa sebagian besar perairan Mentawai. Di lokasi itu terjadi tsunami, belasan korban tsunami yang tertimbun reruntuhan bangunan belum berhasil dievakuasi. Diperkirakan, puluhan warga yang dinyatakan hilang, tertimbun di puing bangunan. Dugaan itu semakin kuat, karena di hampir semua dusun yang dihantam tsunami, sudah berbau busuk. Tidak adanya alat berat semakin memperparah keadaan sehingga sulitnya mengevakuasi korban yang tertimbun.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Sumbar mencatat sampai hari ini jumlah korban meninggal 408 orang. Sedangkan yang hilang belum ditemukan berjumlah 303. Sebanyak 270 pengungsi mengalami luka berat. Korban terbanyak berada di Dusun Sabeugunggung. "Ada 162" orang yang ditemukan di sana. Sedangkan di Dusun Muntei, Desa Beutomonga, Kecamatan Pagai Utara, sudah ditemukkan 98 mayat.

Distribusi logistik bantuan untuk korban tsunami rencananya akan dilakukan lewat jalur laut di 27 dusun, Kabupaten Mentawai setelah cuaca membaik. Tingginya gelombang laut, membuat nakhoda kapal takut. Mereka tak mau ambil resiko, karena tinggi gelombang mencapai 3 hingga lima meter. Bantuan untuk enam dusun yang rata dengan tanah, juga belum bisa diditribusikan. Jika gelombang tinggi berlangsung hingga tiga hari ke depan pemerintah berencana menyalurkan bantuan dengan hellikopter.

Korban selamat yang ditemui di Muntei Baru-Baru bernama Emi (70). Sempat terkatung-katung selama 12 jam di tengah laut, Emi akhirnya diselamatkan tim SAR. Saat ini, Emi dirawat di Gereja Sikakap, yang dijadikan posko kesehatan. Kondisinya melemah, karena terlalu banyak minum air laut. Dia belum bisa diajak bicara, selain lemah, perempuan tua yang menjadi petani nilam tersebut depresi. Beberapa perawat mengungkapkan, Emi berhasil selamat karena berpegangan pada balok kayu.

Sekali lagi Indonesia berduka, setelah bencana banjir wasior, gunung merapi meletus dan tsunami mentawai yang merenggut banyak korban jiwa. Sepatutnya hal ini menjadi renungan untuk kita, agar kita mulai berpikir ada apa dengan alam ini?, Semoga keluarga korban bencana tetap tabah dan sabar, dan semoga Allah melindungi kita semua, Amin. Sumber JPNN.com


1 komentar:

adeskana said...

betul, kang Ade. cobaan demi cobaan yang mendera bangsa kita, hendaknya diikuti dengan mawas diri dan introspeksi. apa kiranya yang wajib dibenahi dalam perjalanan bangsa kita.
semoga kita tetap sabar, tabah dan tawakal; serta selalu dalam lindungan Allah SWT. amin.

Post a Comment

Silahkan memberi komentar, saran, kritik atau masukan tentang artikel atau blog ini
Do not insert a link on comment box or you will be considered a spammer

 
Seo marketing © 2010 | Designed by Chica Blogger | Back to top